new videos

Tips Menghadapi Anak ADHD Speech Delay Selain Harus Rutin Terapi dan Ekstra Sabar

speech delay bpjs
Unsplash.com/Sandy Millar

Sebelum bahas ke tips, aku mau cerita dulu awal aku tau kata ADHD. Jadi aku punya keponakan istimewa nama panggilannya 'alpy' tahun ini umurnya jalan 4 tahun. Waktu umur 2 tahun alpy belum bisa bicara dengan jelas dua suku kata, baru bisa "ma, yah, tong (engkong), ne (nenek) . Ibunya (sebut saja 'mamapy') masih positif thinking anaknya cuma telat bicara. Aku juga nungguin dia manggil aku "ante" kayak keponakan aku yang lainnya saat minta jajan permen yupi burger.

Waktu umur 3 tahun pun belum ada tanda-tanda dia bicara jelas banyak kata, kalo marah suka mukul-mukul dadanya, mukul kepalanya sendiri, botol dot dilempar, dan larinya cepat sekali. Ibuku ngasih saran ke sepupuku ini buat bawa anaknya (alpy) untuk konsultasi ke dokter.

"mumpung umurnya baru 3 tahun".

Btw, alpy dari kecil suka dikasih tontonan kartun kayak Upin & Ipin, harus ada kartunlah tiap suapin makan biar diem. Kalo sekarang sih lagi suka nonton Bis Telolet sama Spongebobs. Alpy suka banget lari-larian, kayaknya ada bibit mau jadi pelari marathon. Karena kebiasaan itu alpy jadi suka niruin gaya-gaya karakter kartun, kayak waktu marah atau lagi gemes gaya gorilla mukul dada 'tanpa dia merasa sakit' terus suka bilang no no no, tu o tu.

Dengan masih 'denial' akhirnya mamapy mau mencoba bawa anaknya ke dokter lalu minta aku 'nemenin' ke Puskesmas buat minta rujukan (tiap bawa alpy ke tempat umum perlu dua orang dewasa). Pas di Puskes disarankan oleh dokter buat rujuk ke RS Hermina Tangerang katanya bagus buat terapi anak, tapi setelah kesana mungkin saking bagusnya ruame banget dan pelayanannya menurut aku kurang ramah anak, di sana gak ada tempat bermain anak dan gak leluasa untuk 'nangkep' anak berlari senggol kanan kiri udah orang-orang duduk antre panggilan berobat. Sampai pernah alpy tantrum terus ada bapak-bapak yang ngomong...

"pegangin dong bu anaknya, gimana sih"
"ini juga saya pegangin, pak!"
"kesel gue ca, dikira alpy bisa gue lepas gitu aja apah" keluh mamapy kepadaqu

Tatapan heran, terganggu, aneh, atau nyeletuk "ssssssttttt" pas bersama alpy di tempat umum udah kebal buat aku ya, ternyata banyak orang dewasa yang gak bisa mengerti rasanya bawa anak istimewa kayak alpy. Nangkepin alpy aja di sana sembari nunggu panggilan ke Poli. Karena cuma aku dan mamapy kita bagi tugas kadang gantian, mamapy pegangin alpy jalan main keliling RS, aku tunggu di POLI dengan HP standby tombol telpon, "kalo gue nelpon lu langsung ke poli ya, gak usah diangkat" kadang alpy kalo lagi rewel maunya sama mamanya.

Setelah temu, dokter spesialis anak dirujuk ke dokter THT di RSUD Kota Tangerang untuk periksa pendengarannya, katanya "kalo mau terapi wicara harus di cek telingannya dulu, buat lihat hasilnya normal atau gak". Okelah kita minggu depannya ke sana, RSUD Kota Tangerang ramenya ampun buat ambil nomor antrian harus pagi-pagi buta.

Singkat cerita sampailah di Poli THT kesini itu 3 kali. Pertama buat konsul keadaan telinga, pembersihan telinga, terus di cek pendengaran gitu pakai alat yang ditempel di jidat nanti muncul gelombang tergambar di kertas kayak rekam jantung cuma ditempel di area jidat aku lupa sebutan medisnya apa. Khusus cek pendengaran ini alpy dikasih obat bius cair dari apotek rumah sakit dosisnya sedikit banget karena untuk anak-anak dengan tujuan supaya tidak berontak dan cepat proses rekamnya. Butuh perjuangan juga supaya semua obatnya terminum. Kayak kena hipnotis 1, 2, 3 tidur langsung mamapy buru-buru gendong alpy masuk ke ruangan dokter. Untungnya kerja obatnya tepat waktu pas dia sadar udah selesai prosesnya, gak ada 5 menit udah sadar.

Balik lagi ke RS Hermina bawa hasil tes THT yang keterangannya normal atau berfungsi. Terus kata dokter anak perlu konsul ke dokter bedah, karena katanya lidah dan lips alpy pendek jadi kemungkinan alpy susah bicara karena itu jadi harus operasi dua macam gitu Lips tie dan Tongue tie, baik. Awalnya mamapy dan keluarga juga bingung cuma minta terapi kok ke operasi segala. Okelah, menunggu jadwal operasi karena BPJS gak bisa langsung. Katanya kalo udah operasi baru bisa penjadwalan terapi wicara.

Waktu operasi alpy tahun lalu aku gak ikut karena masih korona, jadi mamapy sama suaminya aja berdua jagain alpy, keluarga juga dilarang jenguk, kalau mau gantian kudu tes kopit bayar pribadi. Singkat cerita selesai operasi dan pulang alpy main ke rumahku dia jadi pendiam sambil kadang nunjuk nunjuk mulutnya kayak "ini lho yang sakit nte" pendiam dalam beberapa hari, mungkin masih sakit. Setelah itu kata mamapy alpy sekarang suka teriak-teriak sendiri "aaaaaakhhhhh" sampai suaranya melengking padahal gak di apa apain, senang melihat sesuatu dia teriak, gak suka sesuatu teriak.

Singkat cerita setelah nunggu 7 bulan lebih belum ada panggilan jadwal terapi dari RS Hermina dengan alasan katanya masih penuh. Karena alpy tahun ini mau 4 tahun rasanya kelamaan nunggu terapi akhirnya minta pindah rumah sakit sama Puskes. Melihat sekarang juga ada tambahan baru alpy suka benturkan kepala berulang-ulang ke kasur kalo gak ditarik gak akan berhenti, kalo dipeluk pas marah kepalanya dibenturin ke dagu orang yang meluk, aku korbannya 🙂👌.

Di Puskes dikasih rujukan ke RS Melati katanya ada terapi anak yang ternyata pas kita kesana gak ada saudara-saudara, jadi di rujuk lagi dari RS Melati ke RS EMC. Lanjut perjuangan ke RS EMC rumah sakit luas yang ada di Kota Tangerang yang pasiennya rata-rata bayar pribadi, masih jarang banget pasien BPJS kelas tiga berobat di sini. Step pertama daftar dulu scan barcode isi formulir, terus ke poli dokter spesialis anak, lalu minggu depannya ke dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Nah, dari dokter yang terakhir itu dikasih lembaran yang menyatakan alpy terdiagnosa ADHD.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang sulit untuk memfokuskan perhatiannya pada suatu hal. Serupa dengan borderline personality disorder, ADHD adalah jenis gangguan mental yang kerap kali terjadi pada anak-anak. (Sumber: RS Siloam).

Setelah konsul dan nunggu antrian terapi kurang lebih dua minggu, sekarang alpy sudah jalan dua bulan mengikuti terapi fokus, iya harus lulus terapi fokus dulu baru bisa lanjut terapi wicara. Di EMC banyak sekali pelajaran tentang parenting yang aku lihat, banyak ibu/ortu yang sabar mengantar anaknya terapi.

Aku sempat berbincang dengan beberapa ibu yang anaknya speech delay dan ada juga yang ADHD tapi udah lulus bahkan udah masuk sekolah dasar. Dari semua pengalaman diri sendiri, dengar dari dokter anak, terapis, dan pengalaman moms yang sharing di sana, berikut tips menghadapi anak ADHD:

1. Jangan DENIAL
Aku paham punya anak istimewa itu berat, tapi penyangkalan hanya akan membuang waktu. Karena harusnya sebagai orangtua memahami dan peka "ini anak gue kenapa ya" dan konsultasi ke dokter spesialis anak. Jika punya uang lebih akan lebih afdhol juga konsultasi ke psikolog anak (INGAT ke psikolog bukan hanya untuk orang sakit jiwa). Kondisi anak belum bisa bicara juga hiperaktif bakal bikin bingung ortu karena dia gak bisa bicara ke kita apa yang dia rasa, dia mau, jangan sampai membahayakan anak itu sendiri, karena telat terapi.

Komentar

Form for Contact Page (Do not remove)