![]() |
Image by Samina Kousar from Pixabay |
Mulai suka menulis
Sejak kata-katamu memasuki kupingku lalu terjebak di jantungku.
Terpenjara dingin dihukum sampai mati.
Tak lagi bisa menatap,
Tak lagi bisa mendengar,
Sedang di jantung berteriak,
Ia ingin berlari menuju mulut,
dan berkata-kata sambil
Melihat mata Marah-mu itu.
Masihkah?
Tanda tanya itu, mengertikah?
Terpaku oleh batas waktu
dan kebodohan demi kebahagiaan palsu
Seakan kau betah dengan hal
seperti itu, berulang-ulang.
Mengkerutkan dahi saat kecewa, lagi.
Kau pikir aku puas tertawai?
Degup jantungku melemah.
Tatapan mataku makin kosong.
Daun berguguran, menua lalu remuk digenggam,
Setiap kali aku bergumam tentangmu.
Kesalahan untuk khawatirkanmu
Sepanjang waktu.
Sedang kau pergi tak kembali.
Sibuk mencari matahari dari sudut berbeda.
Yang bila terlalu dekat
Kau akan terbakar
Bila terlalu jauh
Kau akan ditinggal.
Dan aku Menetap.
****
Lisa Deslina
Komentar
Posting Komentar
Jika terjadi error saat publish komentar coba refresh browser dan ulangi tulis kembali. Terima kasih banget sudah membaca ceritaku, semoga cerah hari-harimu!