new videos

Choose Well, Make it Last: Cara Memulai Gaya Hidup Berkelanjutan bersama RGE



Akhir-akhir ini sering jadi pembicaraan dunia tentang pencemaran lingkungan yang berefek pada keseimbangan alam. Ini bukan lagi tentang isu, tapi sudah menjadi krisis pencemaran lingkungan di dunia. Khususnya di Indonesia, apakah kamu tidak merasa sekarang udara lebih panas, karena pencemaran polusi udara sangat mengkhawatirkan. Bicara soal pencemaran lingkungan, banyak aksi yang perlu kita lakukan.

Pada tanggal 21 Agustus di hari fashion sedunia kemarin, aku membaca di sosial media @jakartafashionhub santer membahas tentang limbah fesyen dan sustainable fashion yang sedang menjadi perhatian dunia, ini membuat aku menjadi curious. Fesyen atau busana yaitu segala sesuatu yang dikenakan pada tubuh untuk melindungi maupun membuat penampilan gaya kita lebih menarik, produk fesyen: pakaian dan aksesoris.

Pernah gak kamu berpikir ujung dari setiap pakaian yang kita buang ke tempat sampah dan diangkut tukang sampah akan berakhir dimana?

Menurut survei, fesyen masuk dalam 5 besar sektor industri yang paling berpolusi di tahun 2022. Menurut riset ada 56 juta ton pakaian yang dibeli setiap tahunnya, diperkirakan menjadi 93 juta ton pada tahun 2030. Masalahnya adalah hanya 36% pakaian yang digunakan kembali, lebih sedikit dibandingkan data 15 tahun lalu. Jika tidak digunakan lagi, akan dikirim ke negara berkembang atau dibuang ke tempat sampah dan mengapung di lautan.

Kenapa limbah fesyen meningkat?

Berawal dari produksi dan sifat konsumtif manusia. Sehingga dari tahun ketahun meningkatnya permintaan pasar untuk produk fast fashion, karena memiliki banyak gaya 'kekinian' sehingga banyak pilihan, padahal bisa jadi bumerang untuk lingkungan.

Ada hal yang mind-blowing lagi soal limbah pakaian, karena masih banyak orang yang minim edukasi soal limbah fesyen, aku salah satunya. Walau sejak tahun 2015 aku sudah menerapkan gaya hidup minimalis, aku jarang sekali belanja pakaian kalau tidak urgent untuk kondangan. Namun saat dilihat lebih jauh lagi, ternyata isi lemariku menyumbang banyak plastik, kok bisa?

Apa yang membuat produk fesyen menghasilkan polusi lingkungan?



Ternyata 60-100% produk fast fashion terbuat dari plastik. Menurut riset sejak tahun 2015 banyak industri fesyen yang beralih menggunakan polyester (mikroplastik: serat sintetis yang terbuat dari minyak bumi dan campuran bahan kimia) sebagai pengganti kapas. Polyester lebih disukai karena bisa menekan biaya produksi alias lebih ekonomis, dari segi kualitas memiliki sifat lebih cepat rusak, dan memang berkonsep agar kita membeli produknya lagi.

Kagetnya, bahan polyester banyak digunakan oleh industri fast fashion bahkan oleh merek high end. Padahal kain dengan bahan dasar polyester dan plastik sejenisnya membutuhkan waktu antara 20-200 tahun hingga bisa terurai dan akan naik merusak ke rantai makanan manusia. Hal itu bisa terjadi karena setiap kali kita mencuci pakaian pakai mesin cuci, ada jutaan serat yang terbuang.

Dampak limbah fast fesyen pada kesehatan selain mengalir kelautan juga ke pernafasan. Pada tahun 2015 akibat meningkatnya produksi, poliester menyumbang polusi 285 miliar CO2 dan akan bertambah setiap tahunnya. Penelitian menyebutkan kita bisa menghirup 13-68 ribu serat mikroplastik dari baju yang kita pakai sehari-hari, dampak jangka panjangnya antara lain berupa penyakit: pneumonia, asma, dan kanker.

Siapa yang menjadi penangungjawab pencemaran limbah fesyen? Kita semua. Untuk dibutuhkan aksi, solusi, inovasi, dan kolaborasi dari anak muda. BPS mencatat ada sekitar 65 juta penduduk anak muda "ini bisa menjadi modal untuk gerakan memulihkan lingkungan untuk bangsa ini" terang Menteri Siti pada saat pembukaan Green Youth Movement di Jakarta (21/08/2023). Anak muda diharapkan jadi pengubah pencemaran lingkungan, salah satunya mulai merubah gaya hidup dengan sustainable living in fashion.

Apa itu Sustainable Living in fashion?

"Sustainable" adalah keberlanjutan, suatu hal yang layak secara ekonomi dan berkualitas, dapat dipertahankan dan dilanjutkan pada tingkat tertentu, serta mempunyai dampak baik terhadap kehidupan manusia dan lingkungan.

Sustainable living in fashion adalah upaya meminimalisir dampak pencemaran lingkungan dari penggunaan produk fesyen, seperti yang sudah aku ceritain di atas soal limbah fast-fashion yang terbuat dari plastik. Sustainable fashion bertujuan untuk berkelanjutan yang ramah lingkungan untuk kehidupan yang lebih baik.

Tentunya untuk mengajak orang lain memulai hidup berkelanjutan ini kita harus menjadi contohnya terlebih dahulu, seperti yang dilakukan perusahaan lokal Royal Golden Eagle.

Siapa Royal Golden Eagle?



Royal Golden Eagle (RGE) adalah sebuah perusahaan lokal yang didirikan pada tahun 1967 oleh Sukanto Tanoto. RGE memiliki kantor di Singapura, Jakarta, Hong Kong, Nanjing dan Beijing. RGE mengelola grup global perusahaan manufaktur berbasis sumber daya dengan visi untuk menjadi salah satu sumber daya alam terbesar, dikelola dengan baik, dan berkelanjutan dengan nilai berkelanjutan bagi masyarakat, negara, iklim, pelanggan, dan bisnis.

RGE memiliki misi bersama untuk meningkatkan kehidupan melalui pembangunan sumber daya yang berkelanjutan. RGE tidak hanya menjunjung tinggi namun juga berkolaborasi dalam fashion berkelanjutan dan daur ulang kertas untuk tujuan masa depan berkelanjutan pada tahun 2030.

Dari banyaknya RGE Group yang akan aku bahas adalah SATERI (Produce viscose rayon), APR (Asia Pacific Rayon), dan APRIL Asia ketiga lingkup industri yang mengoperasikan pabrik pulp dan kertas yang berkaitan tentang fesyen, serta memiliki komitmen 1for1 yaitu mengkonservasi 1 hektare lahan dari setiap 1 hektare lahan hutan tanaman industri (HTI) terbesar di Indonesia di dalam dan sekitar Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau, Indonesia.

RGE (Royal Golden Eagle) yang mempunyai visi dan misi mengenai tujuan keberlanjutan pada 2030 dengan memberikan aksi, solusi, inovasi, dan kolaborasi diantaranya gerakan sustainable fashion dan paper upcycling untuk hidup berkelanjutan yang lebih baik. Berikut cara memulai gaya hidup berkelanjutan bersama RGE untuk berkontribusi mendukung sustainable fashion dan paper upcycling (kertas daur ulang):


Innovation with collaboration: Buy less, Choose Well, and Make it Last.

Kurangi fast-fashion agar isi lemari tidak menumpuk, pilihlah produk fesyen berkelanjutan yang memiliki sertifikasi sustainable seperti Viscose Rayon buatan APR RGE group. RGE berinovasi membuat kain dari serat kayu berkualitas internasional pertama di dunia melalui APR (Asia Pasific Rayon) RGE group industri viscose rayon terbesar dan pertama di Indonesia, fasilitas pabrik rayon APR diresmikan oleh presiden Joko Widodo pada tahun 2020. Presiden saja bangga Indonesia menjadi yang pertama di dunia membuat kain dari serat kayu. Rayon Viscose adalah generasi kain terbarukan yang ramah lingkungan.

Sertifikasi produk APR:
  • Mei 2019 — OEKO-TEX, memastikan produk aman digunakan.
  • Nov 2019 — USDA Certified Biobased, menunjukan produk terbuat dari sumber alami yang renewable.
  • Maret 2020 — OEKO-TEX Made in Green, label untuk produk tekstil yang diproduksi secara ramah lingkungan dan bertanggungjawab.
  • Juni 2020 — FKT Label, memastikan label teruji klinis tidak mengandung bahan yang menimbulkan iritasi pada kulit.



Kain dari kayu?
Iya dari kayu yang diproses menjadi serat rayon hingga menjadi benang dan kain. APR memakai sistem pertumbuhan berkelanjutan, untuk menjadi serat selulosa dari pohon akasia dan diperbanyak dengan sistem vegetatif rooting daun dari induk. APR memiliki hutan tanaman industri pembibitan akasia dan eukaliptus terluas, mereka mempekerjakan masyarakat lokal Riau. 

Keunggulan Viscose Rayon buatan APR ini bisa terurai lebih singkat daripada poliester, bahannya ringan, adem (nyaman di kulit), serbaguna, dan menyerap keringat. Artinya bahan baku dapat terurai kembali ke alam. Itulah mengapa beralih ke kain viscose sama saja dengan kita turut serta mengurangi dampak lingkungan. Pilih viscose rayon, pilih serat alami.


APR RGE group berkolaborasi dengan @JakartaFashionHub untuk memperkenalkan viscose rayon buatan dalam negeri agar bisa diaplikasikan oleh para brand fashion lokal untuk membuat fesyen menggunakan kain ramah lingkungan, #EverythingIndonesia bangga buatan lokal. Beberapa brand fesyen lokal yang memakai rayon viscose APR diantaranya:  Torajamelo, BT Batik Trusmi, dan lainnya.

Solution: Repurpose old clothes, give clothes a second chance, or second hand

Menjadikan pakaian tak terpakai menjadi pakaian lebih baru dengan mengubah bentuk atau fungsi, misalnya seperti baju bekas yang menjadi tas belanja untuk mengganti penggunaan plastik.

Atau seperti tahun lalu kita bisa terlibat dalam program @zerowaste "tukar baju" yang bertujuan untuk mengurangi pembelian baju baru. Pada tahun lalu teman saya bercerita tentang event yang ia kunjungi ini, jadi kita bisa menukar pakaian bekas layak pakai dan dikasih koin untuk menukar dengan pakaian yang tersedia.



Action: If you can reduce, then reuse

Kalau merasa pakaianmu sudah tidak bisa digunakan kembali, RGE Group punya aksi dan solusi, karena memiliki beberapa program daur ulang limbah fashion dan kertas secara etis, diantaranya:

APR Circular Fashion Movement, program Take-Back melalui drop-off point pengelolaan limbah tekstil yang bekerja sama dengan Matahari. Store dan NEVADA yang dimulai sejak tahun lalu. Jika kamu tertarik dan tinggal di Tangerang bisa ke Matahari Supermal karawaci. Waktu tahun lalu prosedurnya bisa donasi jeans merek apa saja dan kamu akan mendapat kupon diskon senilai Rp100 ribu untuk membeli produk NEVADA dengan minimum pembelian Rp300 ribu, cek instagram Matahari Dept. Store dan @AsiaPasificRayon untuk info terbaru.

Donasi jeans bekas akan di daur ulang untuk kembali menjadi jeans atau produk tekstil lainnya. Sebelum dibuat RGE juga punya lab research dan mesin daur ulang pakaian yang bekerja sama dengan NTU Singapore hal ini dilakukan untuk mendukung #APR2023 goals dampak positif pada iklim dan lingkungan, manufaktur yang bersih, sirkularitas dan kemajuan yang inklusif.

SATERI RGE Group meluncurkan produk FINEX yang terbuat dari limbah daur ulang ramah lingkungan serat selulosa yang kemudian diaplikasikan pada pembuatan pakaian atau tekstil rumah, tisu basah, masker wajah, dan produk kesehatan lainnya.

APRIL Asia RGE Group memperkenalkan program 'Paper Once More' dari produk PaperOne pada saat di Dubai Expo tahun 2020. Program ini berkolaborasi dengan mitra pembuangan daur ulang limbah dokumen kertas di Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Uni Emirat Arab. 

Pada saat gelaran B20 Summit, Anderson Tanoto selaku Managing Director RGE Group berkomitmen mendukung target pengurangan emisi karbon global lewat nature-based dengan beralih menggunakan sumber energi terbarukan, APRIL Asia sedang membangun solar panel 20MW hingga 2025. Upaya ini diharapkan dapat mencapai 90% untuk mendukung bersama berkurangnya emisi karbon pada #APRIL2030 sebuah goals sustainable climate positive, thriving landscape, inclusive progress, & sustainable growth.

Itulah cerita dan cara untuk memulai hidup sustainable tentang fashion dan daur ulang kertas. Sebenarnya masih banyak lagi yang Royal Golden Eagle sedang lakukan menuju UN SDGs Indonesia dan goals 2030 hidup berkelanjutan yang ramah lingkungan. 

Semoga tulisan ini bisa memberi pengaruh positif untuk bisa galakkan Sustainable Fashion movement untuk keberlanjutan hidup yang lebih baik. Towards purpose-led action!

Follow Instagram @discoverapril dan @asiapasificrayon untuk info lebih lanjut.


Sumber referensi:

  • APR Sustainable Report 2022: Renewable fibre, Sustainable future
  • https://www.elsevier.com/journals/environmental-pollution/0269-7491/guide-for-authors
  • https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/7335/menteri-lhk-tekankan-pentingnya-bangun-generasi-cinta-lingkungan
  • https://www.aprayon.com/about-viscose/what-is-viscose/
  • https://www.sateri.com/about-royal-golden-eagle-rge
  • https://youtube.com/ Narasi
  • https://youtube.com/ Asia Pasific Rayon
  • https://youtube.com/ Discover APRIL
  • https://youtube.com/ Sekretariat Presiden
  • https://youtube.com/ CNBC Indonesia
  • https://youtube.com/ Milenial Riau
  • https://instagram.com/ @jakartafashionhub
  • https://instagram.com/ @zerowaste.id


Komentar

  1. Makasi tulisannya, saya baru tau poliester itu mikro plastik, pantes kerudung saya bahannya cepet rusak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya saat menulis ini aku juga baru sadar isi lemariku yang sedikit itu menumpuk plastik, next harus lebih bijak lagi :')

      Hapus
  2. Nice info kebetulan byk nih jeans jadul di lemari, lumayan bgt kalo bisa diskon 100ribu produk jeans Nevada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. September tahun ini mereka programnya bisa pakaian apa saja kak, dan pilihan produk yg bisa dibeli dengan diskon yg didapat gak hanya nevada

      Hapus
  3. Setuju anak muda harapan perubahan lingkungan karena rata-rata lebih aktif bersosial media

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener kak, kolaborasi perubahan lingkungan.

      Hapus

Posting Komentar

Jika terjadi error saat publish komentar coba refresh browser dan ulangi tulis kembali. Sebutkan namamu agar segera aku balas. Terima kasih sudah membaca ceritaku!

Form for Contact Page (Do not remove)