new videos

Pengalaman KTP dicatut Pajak Mobil Mewah Orang Tidak Bertanggung Jawab

Catut Pajak Mobil Orang Lain
Photo by Tranmautritam from Pexels

Dicatut Pajak Mobil Mewah Orang?

Pertanyaan "Kok bisa?" masih menghantui di pikiranku sampai sekarang. Sebelumnya aku udah pernah cerita di blog ini bahwa sejak aku kecil rumah tinggal pindah-pindah dari numpang sampai kontrakan ke kontrakan. Ngontrak sana-sini sampai di tahun 2013 kami tinggal di rumah peninggalan alm. nenek & kakek (rumah keluarga ibu) di alamat yang baru. Kenapa pindah-pindah ya karena kami belum punya rumah sendiri, sekarang juga masih numpang *mohon do'anya semoga bisa dimampukan untuk beli rumah 🙂.

Tahun 2019
Kehidupan kami sekeluarga sekarang ya cukup-cukup saja dibanding 2017 kebawah yang engap-engapan walau sekarang juga gitu. Kita masih jadi rakyat menengah yang kalo akhir bulan gak punya duit buat makan ya berhutang beras di warung.


Salah Data Pajak Mobil


Ternyata eh ternyata setelah setahun sabar mengurus eKTP karena NIK aku, adikku, dan bapakku gak muncul (kecuali NIK mamaku) pas urus daftar eKTP di Disdukcapil, jadi musti urus ulang surat pindah dari Jakarta ke Kota Tangerang padahal kita tinggal di TNG waktu itu jalan 7 tahun ternyata gak tetdaftar? alasannya sih waktu itu data 2012 kebawah sudah dihapus pas kita urus ke Disdukcapil Kota Tangerang, entah kenapa cuma NIK mama aja yang muncul buat eKTP. Aku, bapak, dan adikku kita bertiga pakai NIK lama dari data KK pas tinggal Jakarta Barat. Aku baru tau NIK itu satu dan gak berubah, jadi mikir kok pas dulu baru pindah ke Tangerang NIK-nya baru dari Kecamatan.

Kurleb setahun buat ngurus KTP print ke eKTP. Masalah lain soal KTP ternyata masih ada, tiba-tiba dateng tetanggaku kak N sebut saja, dia nganterin surat dari Kantor Pajak yang dikirim ke alamat rumah lama mbah & abah. Jadi penghuni rumah baru itu nitip ke kak N untuk sampaikan ke rumah kami sekarang.

Surat itu tertulis nama lengkap Ibu aku, berisi tagihan pajak senilai Rp81 juta yang tidak dibayar 10 tahun, buat aku nominal Rp81 juta itu gede banget, pajaknya aja segitu gimana harga objek pajaknya. Syok banget sih, kek apa itu uangnya. Sebagai freelance aku pernah daftar NPWP online tahun kemarin dan itu di tolak alasannya "perlu dateng langsung ke Kantor Pajak untuk di edukasi soal pajak". Aku memang belum mengerti banget soal pajak, apalagi cara isi laporan pajak seorang freelance yang penghasilannya ada dan tiada 🙂.

Apakah ini 'PENIPUAN' pajak macem apa Rp81 juta?

Awalnya kami sangka itu adalah surat penipuan. Tapi, setelah aku cari tau di google. Dan nanya di Twitter @Kring_Pajak di sarankan untuk dateng ke KPP yang tercantum di surat itu. Btw, setelah screenshoot aku sudah delete tweet ini @kring_pajak gak bisa DM jadi by mention bertanyanya aku lampirin surat-surat itu, untuk menjaga rahasia data, aku segera delete.

Cara urus Data disalahgunakan Pajak

Akhirnya Aku dan Ibu putuskan dateng ke KPP Pratama Tangerang Barat tgl 23 Juli 2019. Bertemu sama bapak (A) yang bukain pintu, aku bilang..

"Pak, kemarin ada surat pajak untuk ibu saya untuk bertemu tim pemeriksa, apakah surat ini asli".
"Oh, tamu ya saya coba tanya dulu".

Bapak itu ke meja di samping dari masuk pintu, Bapak (A) memberikan surat itu ke Bapak (B). Bapak itu bilang "oh ini ketemu sama Bapak AR"

Aku masih nanya lagi dong
"Pak, apakah surat itu asli atau palsu?" meyakinkan lagi.

Bapak (B) menjawab
"Yah, aslilah mana ada surat palsu!" sambil memegang suratnya.

Ibuku balas
"Saya gak pernah punya NPWP, Pak. Kerja kantoran juga engga, kok ada tagihan pajak ya"

Bapak (B) menjawab
"Yah, gak apa-apa bu yang penting kalo ada panggilan ya di jawab saja, konfirmasi. Mari Bu, tunggu di dalem kebetulan Bapak AR lagi tugas keluar. Berarti ketemu sama LR aja"

Jadi, di surat itu ada 2 nama tim pemeriksa Bapak AR & Mbak LR. Aku dan Ibu diajak ke dalem ada ruang tunggu khusus tamu gitu. Kita duduk di sofa. Gak lama ada Mba-Mba dan Bapak (B). Mungkin itu Mba LR, dia bilang

"Tunggu ya Bu soalnya Bapak AR lagi tugas keluar sebentar, ini saya sudah telpon mungkin bentar lagi sampai, soalnya dia yang periksa" kata mbak LR


Mba-mba itu nunjukin post it, jadi kata dia Ibuku terdata ada pembelian mobil tahun 2011. Langsung aja kami kaget

"Hah, mobil? ya Allah boro-boro beli mobil, ada juga sepeda butut tahun 2011" jelas ibuku sambil ketawa ngeri

Bapak (B)
"Coba Ibu inget-inget, kali ibu pernah pinjemin KTP Ibu sama orang, atau suami Ibu mungkin"

Ibuku
"Siapa, darimana duit buat beli mobil, suami saya gak mungkin dia aja masih naik bis kerjanya. Ini E-KTP saya (Ibuku tunjukin E-KTP ke mereka), dulu saya memang tinggal di alamat itu, tapi udah lama pindah Pak"

Bapak (B)
"Coba Ibu inget-inget, KTP ibu pernah hilang gak?"
.
Ibuku
"Pernah tapi dulu banget Pak, zaman anak saya masih SD"

Gak lama Bapak AR (pemeriksa) dateng, dia minta kita tunggu di meja depan sederet sama meja pelayanan pajak. Lalu kita sama-sama ke luar ruangan menuju ke depan.

Aku sama Ibu masih terheran-heran kayak patung kesapu tsunami, kok bisa beli mobil surat-suratnya dan NPWPnya atas nama Ibuku. Aneh banget. Memangnya beli mobil semudah itu ya. Sekarang aja kalo mau upgrade OVO, dsb mesti verifikasi foto selfie sama KTP dulu. Kok bikin surat-surat mobil hanya pakai KTP orang, jadi?

Disini aku masih nanya lagi ke ibu aku "Coba di inget-inget ma" mengingat tahun 2011 kebawah itu tahun tersuram bagi keluarga kami. Ibu dan bapak kerja keras cari uang untuk bayar hutang sana sini untuk sekolah dan biaya hidup. Gimana bisa kepikiran beli mobil ngaco aja.




Gak lama Bapak AR dateng, dia nunjukin selembar kertas bertulis NOPOL dan Minibus Toyota tahun 2011 seharga Rp648 juta. Harga mobil segitu di tahun 2011 ya termasuk mewah, gaji itu orang sebulan berapa yee bisa kebeli mobil harga segitu di tahun itu!

"Sebelumnya Ibu sudah dapet surat yang sebelum ini", kata Bapak AR. 
"Gak ada, tetangga saya cuma nganterin surat ini", kata Ibuku. 
"Mestinya sih ada surat sebelumnya, Bu. Gimana ya seharusnya Ibu datang sesuai tanggal di surat, ini sudah melewati tgl surat, jadi tagihannya sudah di tetapkan", kata Bapak AR.
"Tetangga saya anterin surat itu minggu kemarin, dia juga gak tau kali isi suratnya apaan. Pas dibuka buka isinya tagihan pajak, npwp aja gak pernah daftar tiba-tiba di tagih". Kata Ibuku.

Kita sudah jelasin ke Bapak AR, intinya sama. Itu bukan mobil Ibuku, Ibuku gak pernah beli mobil.

Wahgilasih, aku dan ade memang sering ngehalu bisa punya mobil. Ya, tapi gak mungkin jaman kita waktu sekolah juga belinya. SPP aja kadang masih telat bayar.

Bapak AR bilang
"Yah, kalau untuk punya mobil kan harus punya NPWP, Jadi nomor NPWP ini di keluarkan oleh kami. Kami hanya menerima data dari SAMSAT, mobilnya adakan, Bu"

Sudah dijelaskan itu bukan mobil Ibuku, masih bertanya kayak gitu sumpah si muka bapaknya itu ngeselin banget. Jadi ini NPWP dibuat oleh kantor pajak berdasarkan data samsat si punya mobil tsb membeli pakai KTP ibuku. Kok horor ya.

Ibuku
"Ini KTP saya, kalo Bapak gak percaya, Bapak kerumah aja"

Aku bertanya
"Pak hal ini bisa laporkan ke Polisi gak, Ini kan berarti ada yang menyalahgunakan KTP Ibu saya"

"Yah itu terserah, kami cuma laksanain tugas, kalau memang Ibu tidak merasa membeli dan memiliki mobil tsb, Ibu buat surat pernyataan saja bermaterai dan isi form permohonan pengurangan atau penghapusan pajak sanksi administrasi, saya ambilkan sebentar ya" kata AR

Rubicon Gang Sempit



Dia balik ngasih 2 lembar SKPKB, dan form permohonan pengurangan atau penghapusan pajak. Aku baca SKPKB itu, isinya mengajukan keberatan akan di tagih dengan SURAT PAKSA. Jatuh temponya tanggal 17 Agustus 2019, guys.

Emang kita itu buta dunia pajak ya sampai kita gak tau seharusnya bukan surat ini yang harus ibuku tandatangani. Jadi soal pajak kita harus hati-hati jangan asal iya-iya aja sama orang pajak. Hati-hati kejebak. Kita dijelaskan dan dibuatkan surat yang seharusnya oleh DJP Kanwil Banten langsung, ceritanya lanjut dibawah ya pertemuan kita dan petugas DJP di serang. Kita selesaikan cerita di KPP dulu.

Sebelumnya surat yang kami terima dari tetangga, berisi nama yang tercantum harus datang tgl 11 Juli 2019 bertemu tim pemeriksa. Tetangga aku nganterin surat dibawah ini tanggal 18 Juli 2019, pas banget di hari acara selametan kelahiran keponakan aku (Inget banget aku). Jadi, pas kita ke KPP Pratama Tangerang Barat itu sudah lewat dari tanggal. Ya, menurut yang tertulis di surat itu, apabila tidak hadir sesuai tanggal 11 juli itu maka pemeriksaan dianggap selesai dan menyetujui untuk melunasi tagihan pajak Rp81 juta itu.

 Ya, tetangga aku mana tau ini surat isinya apa. Dan keluarga aku awalnya juga anggap ini surat penipuan, orang gak punya NPWP kok di tagih pajak. Ya, kalo orang kaya yang punya mobil mewah kayak yang ada di berita mungkin wajar dapet surat cinta dari pajak ini. Lah kita siapa?

Mau di paksa bayar, wong memang mobil itu bukan punya Ibuku? Masa mau maksa Ibuku membayar yang BUKAN kewajibannya? Apakah kasus pencatutan KTP ini sepele? Ini merugikan lho, korban harus dateng ke KPP pakai ongkos, fotokopi, beli materai, keluarin uang yang seharusnya bisa dipakai buat makan. Lantas oknum yang catut KTP Ibuku dibiarkan begitu saja pakai mobil nunggak pajak atas nama Ibuku? KAN KAMPRET...  canda kampret :(

LANJUT.
"Terus Pak, format surat pernyataanya kayak gimana" tanyaku.

 

"Format bebas, nanti SKPKB nya di fotokopi di lampirin sama form ini di isi, dan surat pernyataan, nanti kasih ke bagian pelayanan" kata Bapak AR.


Aku bingung surat pernyataannya, aku searching di google. Gak ada format surat pernyataan yang berisi kasus pajak kayak ini. Aku khawatir surat pernyataan ini isinya gak kuat hukum untuk menjelaskan bahwa mobil nopol tsb bukan milik Ibuku. Bismillah aja.

Semua berkas sudah di berikan ke bagian pelayanan. Dan Ibuku di kasih lembar tanda terima penyerahan surat. Katanya tinggal nunggu surat jawaban dari KANWIL DJP BANTEN nanti di kirim ke alamat NPWP Ibu (rumah perumnas).

Kenapa harus nunggu jawaban, kan itu memang bukan punya Ibuku?.
Kata Ibuku, "Kita gak perlu takut, orang gak salah". Tapi, yang namanya anak, orangtua ada yang dzholimin "gue gak terima dong, gak bisa gitu dong, dong, dong". Siapa sih orang yang punya mobil asli itu?

Kita bertanya-tanya ke orang yang ngerti pajak. Ada yang saranin lapor ke Polisi biar STNK-nya di blokir dan NPWP-nya dihapus. Aku juga sempat bertanya ke grup Facebook Konsultasi & Bantuan Hukum. Ada yang bilang.
.....gak perlu lapor kemana-mana, ikuti saja prosedurnya. Kalau tidak salah, tidak perlu takut. Dan jangan mau kalau di paksa bayar.
Rp81 juta lho oh my kinderjoy. Terus aku juga baca-baca di media online salah satunya kumparan yang masih bahas soal kasus catut pajak mobil mewah. Bisa baca klik disiniKesimpulannya, aku nulis ini berharap tidak ada lagi yang kena kasus catut KTP pajak mobil kayak Ibuku ini. Tapi, kalau sudah terjadi. Hal pertama yang harus kalian lakukan ketika KTP disalahgunakan oranglain untuk pajak mobil adalah sebagai berikut:
  • Harap tenang.
  • Di pastikan itu adalah surat asli.
  • Konsultasi sama yang ngerti pajak, face to face ya jangan kirim berkas by WA, jangan nambah masalah 🙂, aku waktu itu sempat tanya ke hukumonline.com bahkan sampai di undang by email untuk ke kantornya buat konsultasi gratis cuma waktu itu karena jarak yang jauh dan ibuku kurang sehat jadi gak kesana.
  • Dateng ke kantor pajak sesuai alamat yang tercantum di surat undangan, tepat waktu. Ada juga yang dapet suratnya dari BAPENDA cuma nanti diminta datangnya ke SAMSAT. Ikuti sesuai alamat surat aja.
  • Bicara sejujur-jujurnya kalau kamu memang tidak merasa memiliki mobil/ kendaran itu.
  • Buat surat pernyataan, berlampir fotokopi KTP, dan ttd bermaterai yang menjelaskan bahwa kamu bukan pemilik asli mobil dan KTP kamu telah di salahgunakan oknum tidak bertanggung jawab ttd saksi minimal 2 orang, kalo waktu ibu aku saksinya Pak RT dan tetangga lama sesuai alamat objek pajak yang lama itu.
  • UPDATE INFO. Bisa juga minta blokir STNK langsung di SAMSAT dengan isi formulir yg tersedia disana dengan bawa KTP, KK, dan materai. Kalau sudah diblokir kendaraan orang yang pakai identitas kita akan mati statusnya dan perlu dia urus balik nama di SAMSAT.
Semoga SAMSAT/Kanwil Banten/ DJP Pusat tidak lepas tangan soal kasus kayak gini. Mungkin perlu di perketat lagi syarat dan ketentuan untuk pembuatan STNK di SAMSAT agar TIDAK ADA lagi yang daftar STNK wajahnya beda sama foto di KTP.

Kalau data semua tepat sasarankan penerimaan pajak juga lancar, betul? WP nunggak pajak, mobil bisa di sita. Nah, kalo kasusnya kayak Ibuku ini, mau sita mobilnya juga gak tau ada dimana itu mobil, pernah liat juga enggak. Yang di kambing hitamkan ya korban. Rumit juga kasus ini. Untuk semua teman-teman harap berhati-hati soal identitas KTP.

UPDATE:
Permasalahan catut mencatut ini sudah selesai alhamdulillah berakhir baik, serius kalo ada yang kena catut pajak ini kalian bisa selesaikan sendiri tanpa biaya apapun dan gak perlu cerita ke sembarang orang. Harus hati-hati banget pokoknya sama KTP, nomor NPWP, data-data kenegaraan lainnya. 

Beberapa minggu kemudian setelah kirim berkas yang disuruh sama AR (Tim pemeriksa KPP) ada surat pemanggilan dari DJP Banten untuk "klarifikasi" ada nomor telepon dan nomor extention orang terkait namanya ibu H, jadi kita telepon dulu "kenapa nih kita sampai dipanggil kan pengajuan berkas kita bukannya udah jelas" cerita panjang eh pulsa kita habis ibunya nelpon balik ke kita 😭. Intinya dia minta penjelasan kronologinya gimana, mungkin dia baca dan bingung soal surat pernyataan apa adanya yang aku buat waktu itu yang menyatakan bahwa "KTP saya telah disalahgunakan orang tidak bertanggung jawab" terus kita ceritain by phone sampai akhirnya aku dan ibuku diminta datang ke DJP Banten di Kota Serang untuk bertemu langsung dengan beliau dengan membawa surat-surat yang diperlukan biar ga bulak-balik katanya karena

"... kasian ibunya jauh-jauh nanti"

Pertama kali ke Serang naik mobil elep dari Supermall Karawaci yang depan e-Center Rp25 ribu/orang. Lumayan sejam perjalanan terus ternyata DJP Banten gak jauh dari Untirta. Padahal gue juga baru tau kampus Untirta "Oh kayak gitu..ya"

Pas tiba kantor besar DJP Banten sepi banget, kayaknya yang kesini orang-orang penting aja yang berduit buat persoalan pajak. Lah kita?

Ketemu security bilang mau ketemu Ibu H, terus katanya suruh tunggu ibunya lagi keluar (mungkin beli sarapan, karena kita dateng sekitar jam 9nan) pake kebelet pipis segala lumayan perjalanan ke Serang gess.. lumayan ongkosnya juga..

Lalu ketemulah sama ibu H, beliau minta maaf karena udah buat kita nunggu, padahal kayaknya gak lama juga kita nunggu. Kita diajak duduk di sofa panjang kayak yang dipunya orang kaya itu. 

Akhirnya dia minta diceritain lagi kronologinya kita saat dikirim surat tagihan pajak itu. Beliau aja bingung kenapa kasus ini kok sampai ke DJP Banten seharusnya KPP aja yang nanganin kalo emang terbukti bukan punya ibuku objek pajak itu. Akhirnya beliau jelasin juga seharusnya bukan 'Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Pajak' katanya kalo itu ya berarti ibu mengakui bahwa mobil itu punya ibu tapi minta keringanan pembayarannya. "Oh iya.. ya.. bener juga". Jadi harusnya itu isi form  'Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Yang Tidak Benar'  

Ditanya pekerjaan bapak dan ibu, penghasilan, tempat kerja bapak. Aku juga lampirin surat keterangan kerja bapak biar bisa di investigasi gajinya apa iya bisa buat beli mobil di tahun itu? aduh ngebayanginya aja engap :(

Aku sampai didikte gaes bikin draft surat pernyataan (nanti dirumah diketik ulang dan print) lagi yang lebih kuat hukum harus ada saksi kuat kayak tanda tangan RT lama, tetangga lama, dan aku sebagai saksi bahwa ditahun itu ibu aku tidak pernah membeli mobil (alhamdulillahnya ketemu orang-orang baik, gak ribet) dan ada isi form gitu ibu itu juga jelasin setiap bagian yang aku isi. Baik banget.

Dan aku juga baru tau NPWP ibu ternyata baru diterbitkan tahun 2019 oleh si bapak AR, kita dikasih tau printan data informasi NPWP sama Ibu petugas DJP Banten ini. Kan aneh ya.. objek pajak tahun 2011 (tahun beli mobil) sedangkan NPWP baru didaftarkan tahun 2019 oleh si AR itu, itu asal nembak KTP orang? Padahal bapak AR yang bilang sendiri pas kita awal ke KPP "...kalo beli mobil harus punya NPWP" lah kok gitu?. Kalo Ibu H gak kasih lihat printnan lembar informasi NPWP aku gak tau tuh kalo NPWPnya baru banget diterbitkan. Ibu H baik banget, masyaallah cry 😭.

Sampai diajarin step by step nanti abis ini harus apa, kayak kirim berkas baru lagi yang seharusnya, jadi kudu batalin pengajuan sebelumnya (masukin lagi berkas baru ke KPP to DJP Banten), perbaharui alamat ke KPP dan cetak kartu ya..

"Nanti setelah diurus NPWP ibu kan statusnya ibu rumah tangga nol penghasilan juga, jadi paling wajib lapor SPT aja nanti minta ajarin sama si AR kan dia tuh yang nerbitin NPWP ibu, tanggung jawab suruh ngajarin gitu" ~Ibu H

Selesai isi form serah berkas pembatalan, serah berkas perubahan data NPWP, serah berkas, lalu cetak NPWP. Mba-mba pelayanan di KPP sampai nanya "oh sekalian hari ini juga" yaiyalah emang mau ongkosin gue bulak balik KPP!

Terus NPWPnya gak bisa dihapus?

Jadi NPWP itu gak bisa semudah itu minta dihapus sekalipun bukan karena kita yang ajukan pendaftaran, NPWP bisa dihapus jika WP meninggal dunia. Paling karena statusnya diupdate jadi Ibu rumah tangga bisa ajuin "Non Efektif" ini bisa online di web DJP atau bisa langsung, jadi gak perlu lapor SPT.


Surat Ketetapan Pajak


Ibu H dan kita berkabar melalui chat whatsapp nanyain kabar udah sampai belum suratnya, kalau udah diminta kabarin ke beliau.

Prosesnya agak lama ya sampai terbit surat dari DJP bahwa terbebas dari objek pajak tsb karena ditemui kesalahan data (aku sebenarnya masih penasaran itu siapa yang salah, data Samsat asal nembak atau dari oknum pajaknya?). Surat keputusan terbebas dari tagihan pajak tersebut kami terima suratnya tanggal 6 februari 2020 alhamdulillah selesai juga.

Aduh maap tulisannya berantakan :( sekali lagi hati-hati sama dokumen kenegaraan teman-teman! Terima kasih Ibu baik yang kerja di DJP Banten semoga selalu amanah dan panjang umur.

Note:
Tulisan ini aku tulis dengan sebenar-benarnya. Mungkin kurang lebih dialognya seperti itu yang aku ingat. Tujuan sharing biar gak ada orang bingung kayak aku lagi saat punya masalah catut-catut KTP ini. Semoga membantu. Nama-nama aku inisialkan agar tidak kena UU  I TI AI atau pencemaran nama baik hohohoho..

bye,
Lisa


Komentar

  1. Kok saya jadi ikut emosi mbacanya.. Kok beberan ada ya orang beli mobil mewah mencatut ktp orang. Semoga masalah ktp ibu embak segera jelas yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, saya saja baru tau ada kasus kayak gini setelah baca-baca berita ternyata tidak hanya terjadi kepada Ibu saya saja, oranglain juga ada yg nasibnya sama. Aamiin Mba, terima kasih ya..

      Hapus

Posting Komentar

Jika terjadi error saat publish komentar coba refresh browser dan ulangi tulis kembali. Sebutkan namamu agar segera aku balas. Terima kasih sudah membaca ceritaku!

Form for Contact Page (Do not remove)